Jumat, 07 Agustus 2009


Create Your Own Led Scroller

SELAMAT HUT RI KE 64




“Dengan Semangat Proklamasi 17 1945, Kita Tingkatkan Kedewasaan Kehidupan Berpolitik dan Berdemokrasi serta Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional Menuju Indonesia yang Bersatu, Aman, Adil, Demokratis dan Sejahtera.”


http://hakimtea.net/tema-dan-logo-hut-ri-ke-64-tahun/

Sabtu, 18 Juli 2009

PROFILE PESANTREN NURUL ISLAM

PROFILE

PONDOK PESANTREN TERPADU
NURUL ISLAM BELANG RAKAL
Jl.Bireuen - Takengon Km.45

PROFIL PESANTREN TERPADU NURUL ISLAM



Cikal bakal Pesantren Terpadu Nurul Islam adalah berawal dari Seminar di Cisarua Parung Bogor dan dilanjutkan dengan Lokakarya Peningkatan Sumber Daya Masyarakat Aceh Tengah yang diselenggarakan pada tanggal 23 s.d 24 Agustus 1996 di Takengon. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, kemudian didirikanlah Pesantren Terpadu Nurul Islam dibawah naungan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani yang peletakan batu pertamanya pada tanggal 23 November 1998 diatas tanah seluas 110 Ha.

Pesantren Terpadu Nurul Islam yang didirikan di Belang Rakal Kec. Pintu Rime Gayo, Kab. Bener Meriah ini adalah wujud dari salah satu upaya pembinaan umat dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Nanggroe Aceh Darussalam umumnya, di Kab. Bener Meriah khususnya

Pembangunan Pesantren Nurul Islam ini dilaksanakan oleh Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani Jakarta. Yayasan ini adalah badan yang mewadahi peningkatan kualitas sumber Daya Manusia diberbagai bidang yaitu : Bidang Keagamaan, Pendidikan, Kemasyarakatan, kebudayaan dan Kesehatan.

Pembangunan Pesantren ini telah dimulai dengan pembangunan sebuah Masjid pada tahun 1998 dan kemudian pada bulan November 1999, mulai dibangun sarana prasarana lainnya.



Adapun Visi dan Misi dari tujuan Pesantren ini adalah sebagai berikut :

Visi : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani yang mampu bersaing dan memiliki Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Seni, dan Budaya berpedoman pada Al-qur’an dan Hadits.

Misi : Menyiapkan Manusia yang bertaqwa dan mampu mengemban tugas Rahmatan Lil’alamin dengan membuka cakrawala keimanan siswa mengembangkan potensinya agar mampu menempuh kehidupan melalui kerja yang berakal Ilmu Pengetahuan.

Tujuan :Mendidik Siswa menjadi manusia yang bertaqwa, berahklaq mulia dan berkualitas, baik meneruskan Pendidikan yang lebih tinggi maupun memasuki lapangan kerja dengan keterampilan yang memadai.


Dengan adanya gedung dan fasilitas pendukung lainnya, sangat membantu kelangsungan Pendidikan yang berada di Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah.


ORGANISASI KELEMBAGAAN
Pesantren Terpadu Nurul Islam berada dinaungan sebuah Yayasan bernama Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani.

Dalam pengelolaan Pesantren ini Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani menjalin kerjasama dengan pihak Yayasan Darunnajah Jakarta, Jln. Ulujami No.86 Pesanggrahan, Jakarta Selatan dalam pengadaan tenaga Pengajar di Pesantren Terpadu Nurul Islam dan ditambah perekrutan tenaga pengajar dari daerah Kab. Aceh Tengah dan Kab. Bener Meriah, sehingga saat ini tenaga pengajar/tenaga administrasi Pesantren Terpadu Nurul Islam berjumlah 35 orang.

KEGIATAN PENDIDIKAN
1.Pendidikan Sekolah.

Adapun jenjang Pendidikan yang dilakukan di Pesantren Terpadu Nurul Islam adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA)

Kedua jenjang sekolah ini menggunakan kerikulum terpadu dari Departemen Agama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta kurikulum Pesantren berupa pelajaran tambahan yang sudah menjadi “Ciri khas” Pesantren Terpadu Nurul Islam.

Kemudian Pesantren Terpadu Nurul Islam membuka SDIT ( sekolah Dasar Islam Terpadu ) yang di buka pada tahun Pelajaran 2009-2010 atas desakan warga sekitar yang menginginkan Putra-putri mereka memasuki jenjang Pendidikan Sekolah Dasar yang berlafaskan Islam dan memiliki ketrampilan di bidang Agama.

2.Pendidikan Luar Sekolah
a. Pendidikan Kepesantrenan
Penyelenggara Pendidikan kepesantrenan dilaksanakan dengan tiga system : system Klasikal, diselenggarakan pada hari Sabtu s.d hari Kamis, mulai dari jam 07.30 Wib s.d 15.20 WIB. Materi Pelajaran yang diajarkan adalah ; Ilmu Nahwu, Sharaf, Muthala’ah, Hadits, Fiqh, Imla, Aqidah Akhlaq/Tauhid, Bhs. Inggris, Bahasa Arab/Durusul Lughah, Tafsir, dan Ilmu Tafsir.

Sistem salafiyah dilaksanakan dengan cara sorogan yang dikelompokkan berdasarkan jenjang Tsanawiyah dan Aliyah dengan system Taujihad dan Irsyadat. Materi yang diberikan pada Pendidikan Kepesantrenan ini meliputi : Fiqh, Tafsir, Hadits,Tauhid dan Akhlaq.

b. Kegiatan Ekstra Kurikuler.
Untuk membekali santri agar menjadi seorang yang mandiri, Pesantren Terpadu Nurul Islam membekali para santrinya dengan berbagai keterampilan, yakni : Kepemimpinan, Teater, Life Skill,Tata Boga, Tata Busana, Silat, Pramuka, Khat/Kaligrafi, Retorika, Qiro’ah, Tahfidzul Qur'an, Komputer, Kesenian, Pertanian dan Peternakan.


Pendiri / Pembina YPSDI
Drs.H.Abdul Wahab Rachmatsjah


Ketua : Drs.Irmansyah,M.Sc
Bendahara : Ipak Nova Saraswati,SH
Sekretaris: Drs.Irwansyah,MSc


Pimpinan Pesantren Nurul Islam : Drs.H.Abu Bakar Bintang,Lc

PINTU HIDAYAH

PINTU HIDAYAH

JENDELA HIKMAH

JENDELA HIKMAH

LAIN-LAIN

LAIN-LAIN

SERBA SERBI

SERBA SERBI

KENANGAN BAPAK AGUS SALIM DI IIS-DIM

Senin, 13 Juli 2009

Kaligrafi



Kaligari ini akan tetap di up to date sesuai jadwal
Salam
Penulis Center

Sabtu, 04 Juli 2009

Rabu, 01 Juli 2009

MACAM RAGAM

MACAM - RAGAM

Sejarah Melayu - Aceh / Raja Pasai

SEJARAH MELAYU, ISLAM DAN PEPERANGAN
DALAM HIKAYAT RAJA PASAI
(sudah dikirim ke Harian Analisa Medan 12 November 2007)

Dalam sejarah sastra Islam di nusantara Hikayat Raja Pasai—nantinya disingkat dengan (HRP) merupakan karya sastra bersifat sejarah yang tertua. Dalam naskah diceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara tahun 1250–1350 M. Zaman ini adalah masa pemerintahan raja Mirah Silu yang kemudian masuk agama Islam dan menggantikan namanya dengan Malikul Saleh—seorang peneliti masalah Melayu W.O.Winstedt menyebutkan HRP adalah teks tertua yang ditulis sebelum tahun 1534 M. Setahu saya HRP merupakan satu-satunya peninggalan sejarah Melayu zaman Kerajaan Pasai yang ditemukan sampai saat ini.
Jika kita tinjau dari segi isi maka karya sastra ini dapat kita golongkan sebagai hikayat historical dan mythological. Pada awal HRP ini langsung dijelaskan oleh pengarang bahwa raja Melayu pertama masuk Islam adalah Raja Pasai. Hal ini merupakan bukti sejarah bahwa di Kerajaan Pasailah Islam pertama masuk baru kemudian menyebar ke seluruh nusantara; alkisah peri menyatakan ceritera raja yang pertama masuk agama Islam ini Pasai. Maka ada diceriterakan oleh orang yang empunya ceritera ini, negeri yang dibawah angin ini Pasailah yang membawa iman akan Allah dan akan Rasul Allah.
Memang salah satu ciri sastra Melayu lama tidak lepas dari mitos namun hal ini tidak akan mengurangi nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya—secara teoritis. Mitos dalam HRP merupakan suatu jalinan cerita yang menyatu dengan nilai-nilai lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Saling mempererat dan menambah nilai estetika. Adapun mitos yang menonjol adalah Merah Silu menahan lukah dan kena gelang-gelang yang direbusnya. Gelang-gelang itu menjadi emas dan buihnya menjadi perak…./ Merah Silu naik ke atas tanah tinggi itu maka dilihatnya semut sebesar kucing lalu dimakannya…/ Selain itu, mitos bercampur dengan sejarah dapat dilihat pada penceritaan masuknya agama Islam; Rasulullah beginda bersabda pada segala sahabat, pada akhir zaman ada sebuah negeri di bawah angin, Samudera namanya. Apabila kamu dengar khabar negeri itu maka segera kamu pergi ke sana dan bawa isi negeri itu masuk Islam—tidak satupun referensi yang mendukung kebenaran teks—dalam Islam sabda Rasullulah diriwayatkan dalam bentuk hadits. Adapun kesucian negeri Samudera dilukiskan dengan Di negeri itu banyak wali Allah akan jadi; seorang fakir Ma’abari perlu dibawa. Sedangkan sejarah perjalanan Islam sehingga sampai di Samudera Pasai serta tokoh-tokoh yang menyebarkannya dapat dirunut dengan jelas; Syarif Mekah mengirim Syaikh Ismail dengan sebuah kapal dan segala perkakas kerajaan berlayar dan ia singgah di Ma’abari. Setelah sampai di Ma’abari, Syaikh Ismail berlabuh. Raja negeri, Sultan Muhammad, anak-cucu Abubakar as-Sidik, merajakan anaknya, memakai pakaian fakir dan ikut dengan kapal menuju Samudera. Pada mulanya mereka sampai di Fansur dan mengislamkan rakyat di sana. Kemudian mereka sampai di Lamiri dan rakyat di sanapun diislamkan. Sesudah itu mereka berlayar lagi dan sesampai di Haru mereka Islamkan orang di sana. Ketika mereka bertanya dimana negeri Samudera, dijawab mereka telah lalu serta mereka balik kembali. Sesampai di Perlak mereka Islamkan pula orang di sana dan akhirnya mereka tiba di Samudera. Selanjutnya HRP menceritakan pengislaman Merah Silu serta pengangkatan dirinya menjadi raja. Setelah masuk Islam namanya diganti dengan Sultan Malikul Saleh; setelah sampai di Samudera, Merah Silu diislamkan. Sesudah itu ia bermimpi Rasulullah menyuruh ngangakan mulutnya dan meludahi ke dalamnya. Ketika terjaga diciumnya tubuhnya berbau narwastu. Setelah siang fakir naik ke darat membawa perkakas kerajaan dan Merah Silu dinamai Sultan Malikul-Saleh. …
Kalau kita simak peristiwa dalam HRP ini merupakan satu perjalanan sejarah panjang dan kompleks serta mendetail. Sangat jarang kita temui karya sastra sejarah seperti ini di nusantara yang mencerita suatu peristiwa secara tuntas dan runut. Pada babak awal dikisahkan asal mula Merah Silu serta nama Samudera Pasai; ada Merah dua bersaudara diam dekat Pasangan. Asal mereka dari Gunung Sanggung, yang tua Merah Caga namanya, yang muda Merah Silu…./ . Pada suatu hari Merah Silu pergi berburu dengan anjingnya Si Pasai yang menyalak tanah tinggi. Merah Silu naik ke atas tanah tinggi itu maka dilihatnya semut sebesar kucing lalu dimakannya. Pada tempat itu dibuatnya negeri yang dinamai Samudera, artinya semut besar.
Selain hal di atas, HRP juga menceritakan mengenai unsur-unsur legalisasi susunan keluarga yang memerintah, menyatakan asal-usul yang sakral keluarga tersebut serta konflik yang terjadi antar mereka. Sepanjang cerita dalam HRP selalu temui konflik mulai dari awal hingga akhir cerita. Pada bagian awal konflik dimulai dengan suasana yang menegangkan, yaitu kecemburuan Merah Caga terhadap adiknya Merah Silu. Hal ini disebabkan karena Merah Silu menahan lukah dan mendapat gelang-gelang emas; Terdengar pada Merah Caga bahwa Merah Silu makan gelang-gelang, lalu ia marah hendak membunuh adiknya. Mendengar ini Merah Silu lari ke Rimba Jerun. Merah Silu mengemasi orang di sana dan mereka mengikut katanya. Kemudian konflik antar keluarga kerajaan terus berlanjut pada generasi berikutnya; demikian halnya dengan Sultan Malikul-Mansur yang merampas gundik abangnya, demikian pula halnya dengan Sultan Ahmad yang cemburu terhadap putera-puteranya dan oleh sebab itu membunuh mereka. Pada satu sisi konflik ini mempunyai fungsi didaktik. Raja yang zalim akan mendapatkan hukuman, negerinya musnah. Selain konflik antar sesama keluarga, Kerajaan Samudera Pasai juga mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit—riwayat Putri Gemerincang, Putri Raja Majapahit yang jatuh cinta pada Tun Abdul Jalil, Putra Sultan Ahmad, dan Pasai dikalahkan oleh Majapahit.
Mungkin karena faktor-faktor di atas, A.H. Hill (1960)—seorang peneliti tentang kebudayaan Melayu yang berkebangsaan Eropa membagi HRP dalam tiga bagian; (1) Dari awal sejarah Pasai hingga dengan disebut Sultan Malikul Mahmud dan naiknya taktah Sultan Ahmad. (2) Kerajaan Sultan Ahmad dan riwayat putra Tun Beraim Bapa. (3) Riwayat Putri Gemerincang, Putri Raja Majapahit yang jatuh cinta pada Tun Abdul Jalil, Putra Sultan Ahmat, dan Pasai dikalahkan oleh Majapahit.
Teuku Iskandar dalam bukunya Kesusastraan Melayu Sepanjang Abad (1996) mengatakan kalau ditinjau dari isi maupun susunan tifografinya HRP mempunyai persamaan-persamaan yang menyolok dalam pokok pembicaraan serta susunan ayatnya dengan Sejarah Melayu. HRP versi panjang diwakili oleh Raffles MS 67. Teks naskah ini diterbitkan dalam huruf Jawi oleh Edouard Dulaurier (Paris 1849) dan kemudian (1871). Terjemahan yang lengkap dibuat oleh Aristide Marre (1874). Teks ini kemudiannya dirumikan oleh P.J.Meat (1914) dan oleh A.H.Hill (1960).

http://medsastra.multiply.com/journal/item/4/Sejarah_Melayu_

NURUL ISLAM DALAM GAMBAR

FORUM SILATURRAHMI KELUARGA BESAR NURUL ISLAM

FORUM SILATURRAHMI KELUARGA BESAR NURUL ISLAM

PENERIMAAN SANTRI BARU

PENERIMAAN SANTRI BARU TAHUN AJARAN 2009/2010

AKTIVITAS SANTRI NURUL ISLAM

AKTIVITAS SANTRI NURUL ISLAM

NURUL ISLAM DALAM BERITA

NURUL ISLAM DALAM BERITA

JENDELA HIKMAH

JENDELA HIKMAH

ARTIKEL

ARTKEL NURUL ISLAM